15Juni2011,disaat matahari kembali ke peraduannya.disaat semua mulai gelap..saat itu pula kunyalakan lilin kecilku,berharap kelak bisa menggantikan sinar dan hangatnya mentari.
Suara Takbir tak henti-hentinya terdengar, bersahut-sahutan dari speaker beberapa masjid dekat rumah. disela-sela itu yang tak mau kalah, adalah suara petasan yang menggelegar dilangit magrib. ditingkahi pukulan bedug beraneka ragam anak-anak tanggung, meski dengan peralatan seadanya...mulai dari beduq sungguhan, rebana, bahkan ada yang rela membawa lari galon plastik dari rumahnya sekedar menambah irama "penyambutan" hari kemenangan.
semua bahagia...semua gembira...
ini adalah karnaval hari raya...
malam ini....Tak ada yang marah...tak ada yang protes karena suara petasan yang lebih banyak mengagetkan, bahkan nenek tua, tetangga rumah sudah dari sore asyik menonton keriuhan anak-anak didepan rumahnya.
ada yang ribut membicarakan baju lebarannya tahun ini, ada juga yang sudah sibuk mengatur kelompok untuk ziarah keseluruh rumah tetangga dimalam lebaran nanti...tradisi turun temurun generasi anak-anak yang tak bisa hilang.
Semua bersuka cita...semua tertawa.
tapi tidak denganku.....
malam kemenangan ini...kulewati justru dengan tangis yang tak mau berhenti. deras, mengalir tak perduli sedang didepan siapa....ibu ayah yang tak mengerti.
malam suka cita ini...kujalani dengan banyak do'a yang kuharap bisa membujuk Tuhan.
Aku bukannya tidak tau, bahwa malam ini seharusnya aku ikut berbahagia...
tapi ada yang sesuatu yang membuat sesak dadaku...
sesuatu yang berharga....yang kini hilang...
Karnaval hari raya...
Kini tak pernah sama lagi.............
Designed by EZwpthemes
Converted into Blogger Templates by Theme Craft